Selasa, 30 April 2013

ATLAS DARAH

 


RHESUS

 RHESUS


Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Sistem penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener tahun 1940. Disebut “rhesus” karena saat itu Landsteiner-Wiener melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang banyak dijumpai di India dan Cina. Mereka yang mempunyai faktor protein ini disebut rhesus positif. Sedangkan yang tidak memiliki faktor protein ini disebut rhesus negatif.
Mengenali rhesus khususnya rhesus negatif menjadi begitu penting karena di dunia ini hanya sedikit orang yang memiliki rhesus negatif. Persentase jumlah pemilik rhesus negatif berbeda-beda antar kelompok ras. Pada ras bule (seperti warga Eropa, Amerika, dan Australia), jumlah pemilik rhesus negatif sekitar 15 – 18%. Sedangkan pada ras Asia, persentase pemilik rhesus negatif jauh lebih kecil. Menurut data Biro Pusat Statistik 2010, hanya kurang dari satu persen penduduk Indonesia, atau sekitar 1,2 juta orang yang memiliki rhesus negatif. Karena persentasenya sangat kecil, jumlah pendonor pun amat langka, sehingga bila memerlukan donor darah agak sulit.

 Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditranfusi dengan darah rhesus positif. Ini dikarenakan sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima donor) akan menganggap darah (rhesus positif) dari donor itu sebagai “benda asing” yang perlu dilawan seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk perlawanan, tubuh reseptor akan memproduksi antirhesus. Saat transfusi pertama, kadar antirhesus masih belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan masalah serius. Tapi pada tranfusi kedua, akibatnya bisa fatal karena antirhesus mencapai kadar yang cukup tinggi. Antirhesus ini akan menyerang dan memecah sel-sel darah merah dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah itu. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan tujuan tranfusi darah tak tercapai, tapi malah memperparah kondisi si reseptor sendiri.

 Meskipun faktor rhesus tidak berpengaruh terhadap kesehatan, namun hal itu perlu diperhatikan bila seandainya Anda dan pasangan Anda memiliki rhesus yang berbeda
 

Ibu Ayah Janin Injeksi immunoglobulin
Rhesus positif Rhesus positif Rhesus positif Tdk diperlukan
Rhesus negatif Rhesus negatif Rhesus negatif Tdk diperlukan
Rhesus positif Rhesus negatif Bisa Rhesus + / - Tdk diperlukan
Rhesus negatif Rhesus positif Bisa Rhesus + / - Diperlukan

Hal ini disebabkan karena akan terbentuk antibodi bila ibu dan janinnya memiliki rhesus yang berbeda. Bila ibu memiliki rhesus positif dan janin memiliki rhesus negatif, maka perbedaan itu tidak menimbulkan masalah. Masalah akan muncul bila ibu memiliki rhesus negatif sedangkan janin rhesus positif (diturunkan dari ayahnya).

Methanococcus vannielli



Methanococcus vannielli


Methanococcus vannielii adalah motil, mikroba anaerob berbentuk coccus. Seperti beberapa lainnya Methanococcales, yang biasanya thermophiles, itu adalah mesofil, yang berarti tumbuh pada suhu optimal 20 - 40 ยบ C (5). The vannielii namanya Latin, yang berarti "dari Niel". Organisme ini adalah air dan pada awalnya diisolasi dari flat lumpur di San Francisco, California. Mikroba ini memiliki arti penting dalam siklus biogeokimia alami lingkungan laut dan lahan basah. Memahami siklus dan Archaea bermain peran dapat lebih pemahaman kita tentang perubahan iklim. Metanogenesis juga memiliki implikasi sebagai sumber bioenergi terbarukan di reaktor anaerobic digestion rekayasa. Penelitian lebih lanjut bisa menunjukkan jika Methanococcus vannielii adalah mikroba yang kompetitif dan efisien untuk memproduksi bioenergi.

Methanococcus vannielii adalah Archaea berbentuk coccus hidup bebas, gram negatif,. Hal ini nonsporulating dan motil, menggunakan cluster flagella, dengan sel diatur dalam struktur tunggal. Permukaan luar membran terbukti mengandung beberapa glikoprotein seperti struktur mirip dengan yang ditemukan pada Halobacteria. Ini glikoprotein biasanya digunakan untuk mempertahankan bentuk definitif dalam membran bakteri. Namun, membran M. vannielii tidak mampu mempertahankan bentuk yang kaku, tidak memerlukan gradien osmotik untuk mempertahankan struktur dan pecah mudah setelah sentrifugasi (4). Sebagai anaerob, fungsi M. vannielii dalam lingkungan anoxic. Metana-memproduksi archaeon seperti Methanococcus vannielii yang lithotrophic. "Methanogen adalah anaerob obligat yang dapat melaksanakan pengurangan karbon dioksida menjadi metana menggunakan molekul hidrogen sebagai reduktor" (1). Selain menggunakan format sebagai sumber utama energi, M. vannielii memetabolisme purin, terutama guanines. Dengan adanya kelebihan purin, M. vannielii degradasi guanin untuk membentuk formiminoglycine yang bisa masuk methanogenesis, oleh-melewati langkah mahal energi awal untuk mengurangi CO2 (3).

Template by:

Free Blog Templates