BILIRUBIN DALAM URINE DAN FECES
Secara normal, bilirubin tidak
dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor
ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu.
Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam air dan diekskresikan ke
dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi
(bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak, sehingga tidak dapat
diekskresikan ke dalam urin.Pengujian harus dilakukan dalam waktu 1 jam, dan
urin harus dihindarkan dari pajanan sinar matahari (sinar ultraviolet) langsung
agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin
Bilirubin ( sebelumnya disebut
sebagai hematoidin ) adalah produk rincian kuning normal hemekatabolisme. Heme
ditemukan dalam hemoglobin, komponen utama dari sel darah merah . Bilirubin
diekskresikan dalam empedu dan urin , dan peningkatan kadar dapat
mengindikasikan penyakit tertentu.Hal ini bertanggung jawab untuk warna kuning
memar , warna kuning air seni (melalui produk pemecahan direduksi, urobilin ),
warna coklat dari kotoran (melalui konversi kepada stercobilin ), dan perubahan
warna kuning pada penyakit kuning .
Normal negatif (kurang dari 0.5mg/dl)
Masalah Klinis
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran
empedu, seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik
hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin
yang mengadung bilirubin yang tinggi tampak berwarna kuning pekat, dan jika
digoncang-goncangkan akan timbul busa.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan bilirubinuria : Fenotiazin – klorpromazin
(Thorazine), asetofenazin (Tindal), klorprotiksen (Taractan), fenazopiridin
(Pyridium), klorzoksazon (Paraflex).
Bilirubin
Secara Kimia :
Bilirubin terdiri dari sebuah rantai terbuka dari empat pirol
-seperti cincin ( tetrapyrrole ). Dalam heme , sebaliknya, keempat cincin yang terhubung
ke sebuah cincin yang lebih besar, yang disebut porfirincincin.
Bilirubin adalah sangat mirip dengan pigmen phycobilin digunakan oleh ganggang
tertentu untuk menangkap energi cahaya, dan untuk pigmen fitokrom digunakan
oleh tanaman untuk merasakan cahaya.Semua ini mengandung rantai terbuka empat
cincin pyrrolic.
Seperti ini pigmen lainnya, beberapa ganda obligasi di bilirubin isomerize
ketika terkena cahaya. Ini digunakan dalam fototerapi dari bayi kuning:. E,
Z-isomer bilirubin yang terbentuk setelah terpapar cahaya lebih larut daripada,
Z unilluminated Z-isomer, sebagai kemungkinan ikatan hidrogen intramolekul akan
dihapus Hal ini memungkinkan ekskresi bilirubin tak terkonjugasi dalam empedu.
Beberapa buku teks dan artikel penelitian menunjukkan isomer geometris salah
bilirubin. Para isomer alami adalah Z,
Z-isomer.
Fungsi bilirubin :
Bilirubin dibuat oleh aktivitas reduktase biliverdin pada biliverdin , pigmen
empedu hijau tetrapyrrolic yang juga merupakan produk katabolisme
heme.Bilirubin, ketika teroksidasi, beralih menjadi biliverdin sekali lagi.
Siklus ini, selain demonstrasi aktivitas antioksidan ampuh bilirubin, telah
menyebabkan hipotesis bahwa peran utama fisiologis bilirubin adalah sebagai
antioksidan seluler
Pemeriksaan
bilirubin :
Pemeriksaan bilirubin dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium
dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua.
Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate,
sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.
Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan
ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat
terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar
yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung
metabolit pyridium atau serenium.
Metabolisme
bilirubin
Eritrosit secara fisiologis dapat bertahan/ berumur sekitar 120 hari, eritrosit
mengalami lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70
kg, dimana diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari.
Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa.
Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam-asam aminonya.
Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel
retikuloendotel oleh sistem enzym yang kompleks yaitu heme oksigenase yang
merupakan enzym dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal pemecahan gugus
heme ialah pemutusan jembatan α metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol
linier.
Besi mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini
memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang dapat
digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon jembatan
metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi
oleh biliverdin reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil
menjadi rantai metilen antara cincin pirol III – IV dan membentuk pigmen
berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan warna pada memar merupakan petunjuk
reaksi degradasi ini.
Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin. Pada
orang dewasa dibentuk sekitar 250–350 mg bilirubin per hari, yang dapat berasal
dari pemecahan hemoglobin, proses erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan
hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang
sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan
diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg
bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah
ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdiffusi ke jaringan.
Bilirubin I (indirek) bersifat lebih sukar larut dalam air dibandingkan dengan
biliverdin. Pada reptil, amfibi dan unggas hasil akhir metabolisme heme ialah
biliverdin dan bukan bilirubin seperti pada mamalia. Keuntungannya adalah
ternyata bilirubin merupakan suatu anti oksidan yang sangat efektif, sedangkan
biliverdin tidak. Efektivitas bilirubin yang terikat pada albumin kira-kira
1/10 kali dibandingkan asam askorbat dalam perlindungan terhadap peroksida yang
larut dalam air. Lebih bermakna lagi, bilirubin merupakan anti oksidan yang
kuat dalam membran, bersaing dengan vitamin E.
Di hati, bilirubin I (indirek) yang terikat pada albumin diambil pada permukaan
sinusoid hepatosit oleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport
difasilitasi ini mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan
bilirubin akan tergantung pada kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin
berikutnya. Bilirubin nonpolar (I / indirek) akan menetap dalam sel jika tidak
diubah menjadi bentuk larut (II / direk). Hepatosit akan mengubah bilirubin
menjadi bentuk larut (II / direk) yang dapat diekskresikan dengan mudah ke
dalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut melibatkan asam glukoronat yang
dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzym bilirubin
glukoronosiltransferase. Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym
glukoronosiltransferase yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma.
Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap, memerlukan UDP asam glukoronat
sebagai donor glukoronat. Tahap pertama akan membentuk bilirubin monoglukoronida
sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi menjadi bilirubin diglukoronida
yang larut pada tahap kedua.
Eksresi bilirubin larut ke dalam saluran dan kandung empedu berlangsung
dengan mekanisme transport aktif yang melawan gradien konsentrasi. Dalam keadaan
fisiologis, seluruh bilirubin yang diekskresikan ke kandung empedu berada dalam
bentuk terkonjugasi (bilirubin II).
Masalah Klinis :
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran
empedu, seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik
hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin
yang mengadung bilirubin yang tinggi tampak berwarna kuning pekat, dan jika
digoncang-goncangkan akan timbul busa.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan bilirubinuria : Fenotiazin – klorpromazin
(Thorazine), asetofenazin (Tindal), klorprotiksen (Taractan), fenazopiridin
(Pyridium), klorzoksazon (Paraflex).
Bilirubin Total, Direk
• Peningkatan Kadar : ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis ,
sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat :
antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin,
oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam
para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam
etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik
(kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa,
papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.
• Penurunan Kadar : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate,
salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.
Bilirubin indirek
• Peningkatan Kadar : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi
transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia,
CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin,
fenotiazin (lihat biliribin total, direk)
• Penurunan Kadar : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk)
Penyebab Warna Feces Yang Normal
Warna feces normalnya disebabkan oleh kehadiran dari empedu, terutama,
bilirubin dalam empedu. Bilirubin dibentuk dari hemoglobin setelah hemoglobin
dilepas dari sel-sel darah merah sewaktu penghancuran mereka, bagian dari
proses yang normal dari penggantian sel-sel darah merah dalam darah. Hemoglobin
yang dilepaskan di modifikasi secara kimia dan dikelaurkan dari tubuh oleh
hati. Di dalam hati hemoglobin yang dirubah secara kimia (disebut bilirubin)
dilekatkan pada kimia-kimia lain dan dikeluarkan dari sel-sel hati kedalam
empedu. Tergantung pada konsentrasi dari bilirubin, empedu dapat bervariasi dari
hampir hitam ke kuning muda dalam warnanya.
Perubahan-Perubahan Pada Bilirubin Mempengaruhi Warna Feces
Empedu berjalan melalui saluran-saluran empedu (dan kantong empedu) dan kedalam
usus-usus. Ketik bilirubin berjalan melalui usus-usus, beberapa darinya
menjalani perubahan-perubahan kimia lebih jauh, dan beberapa dari
perubahan-perubahan ini dapat mempunyai pengaruh pada warna dari feces.
Perubahan-perubahan ini tergantung terutama pada kecepatan dengannya isi-isi
usus melintasi usus-usu Acute
isi-isi usus
berjalan PADA kecepatan
normal, feces adalah
coklat sampai coklat
Terang Tua. Acute
isi-isi usus
berjalan Jika isi
usus perjalanan lebih cepat perubahan kimia, untuk
bilirubin - dan
/ atau kurangnya
mereka - dapat mengubah tinja hijau.
Hal ini tidak dengan sendirinya perubahan warna yang penting. Jika tidak ada bilirubin (empedu) dalam tinja, tinja adalah, abu-abu
tanah liat seperti warna, perubahan penting dalam warna karena menunjukkan bahwa aliran empedu ke dalam usus diblokir. Penyebab paling umum dari penyumbatan adalah
tumor pada saluran empedu atau
pankreas.
0 komentar:
Posting Komentar